Sejarah ERTS : Gerakan #KuliahTakGentar
ERTS
adalah akronim dari Etos Road to School, yang merupakan kegiatan motivation training bagi siswa SMA supaya
tumbuh azam/semangat mereka melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih
tinggi, yaitu perguruan tinggi. ERTS, di wilayah Semarang dimulai sejak tahun
2010, tetapi sebelumnya ERTS memiliki nama lain sebagai TOENAS. TOENAS adalah akronim
dari Try Out Etos Nasional. TOENAS
memiliki konsep kegiatan sekelas seminar sebagai sarana informasi dan berbagi
pengalaman kepada siswa SMA yang berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, serta latihan soal ujian masuk perguruan tinggi.
TOENAS yang diselenggarakan pada tahun 2012, pernah mengharumkan nama Beastudi
Etos Semarang karena berhasil menghadirkan hingga 1.000 peserta. Kejayaan
TOENAS tahun 2012 selalu mewariskan sejarah elok bagi Beastudi Etos wilayah
Semarang. Kegiatan TOENAS pun masih memiliki eksistensi hingga tahun 2013.
Kemudian, pada tahun 2014, TOENAS dirombak menjadi Etos Road to School (ERTS). Keputusan ini tentu berdasarkan kebijakan
manajemen Beastudi Etos pusat dari hasil evaluasi dan riset yang sudah
dilakukan. Bergantinya kegiatan TOENAS menjadi ERTS memiliki imbas pada
perubahan konsep kegiatan. Konsep seminar dan latihan soal ujian masuk
perguruan tinggi, diubah menjadi sosialisasi yang lebih intens ke siswa-siswa
SMA. Kegiatan ERTS sangat menguntungkan bagi siwa-siswi SMA dan etoser, karena
waktu pelaksanaan lebih fleksibel dan jangkauan kebermanfaatan dapat dirasa
lebih luas. Awal mulanya ERTS, visi kegiatan ERTS hanyalah untuk
mensosialisasikan beastudi Etos ke siswa SMA, sebagai sarana introduksi
Beastudi Etos ke calon-calon mahasiswa tersebut. Namun, setelah dievaluasi dan
dilakukan kaji dampak, visi ERTS bukan lagi sekedar mempromosikan Beastudi
Etos, namun lebih bertujuan untuk
advokasi (pelayanan), sosialisasi (promosi) dan memotivasi siswa-siswa SMA agar semangat
meraih cita-cita terbaik, salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah dengan
melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi. Oleh karena itu, SMA yang menjadi target ERTS adalah SMA yang masih
memiliki sekat informasi terkait seleksi masuk perguruan tinggi dan buana perkuliahan.
Hasil ERTS dapat diukur dengan adanya peningkatan persentase siswa SMA yang melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta. Gelora ERTS pun
dibangun dengan adanya gerakan #KuliahTakGentar.
ERTS
kini semakin digencarkan dengan pelimpahan arah gerak kepada penerima manfaat
beastudi etos, atau bisa disebut dengan Etoser. Etoser diberikan kedaulatan
(kebebasan) untuk memilih target SMA dan waktu pelaksanan ERTS secara mandiri. Dengan
adanya kedaulatan ini, maka etoser tidak akan merasa keberatan karena keputusan
diambil dengan mempertimbangkan kemampuan diri sendiri. Dengan ini akan berdampak
pada tanggung jawab Etoser kepada Beastudi Etos. Hal ini disebabkan karena ERTS
dilaksanakan dengan sistem terpadu, baik
secara administratif (berita acara, surat izin, laporan keuangan dan
dokumentasi) maupun eksekusinya (bersinergi dengan relawan di setiap daerah).
Kemudian pengumpulan laporan ke satu orang yang ditunjuk sebagai pembina
program. Setelah itu, laporan diterima dan segala pengeluaran disubstitusikan.
Pasca pelaksanaan ERTS, Etoser akan membentuk perhimpunan dalam jaringan media
sosial sebagai wadah pendampingan siswa-siswa SMA hingga masa seleksi masuk
perguruan tinggi selesai. Sistem terpadu ini telah diprogram sedemikian rupa,
agar Etoser mampu menjadi garda terdepan dalam peningkatan pendidikan bangsa Indonesia.
Lalu, ERTS sekarang menyelami kemasyhurannya dengan identitas nasional sebagai
gerakan #KuliahTakGentar.
Gerakan
#KuliahTakGentar memiliki eksistensi yang lebih kuat ketika gerakan ini dilaksanakan
serempak di seluruh wilayah Nusantara. Gerakan #KuliahTakGentar telah membentangkan
sayapnya hingga menoreh banyak simpati para penggerak pendidikan di Indonesia. Melihat
peluang besar ini, maka gerakan #KuliahTakGentar membuka kesempatan bagi para
penggerak pendidikan untuk berkolaborasi bersama dalam gerakan
#KuliahTakGentar. Para penggerak pendidikan ini, mendapatkan gelar terhormat
sebagai relawan gerakan #KuliahTakGentar. Kolaborasi antara etoser dan relawan
membawa kemeriahan dalam pesta merajut asa gerakan ini. Harapan dan terima
kasih tentunya diletakkan pada setiap jiwa yang berjasa dalam gerakan #KuliahTakGentar.
Pesan
mendalam yang ingin disampaikan pihak manajemen kepada para etoser adalah
teruslah menebar kebermanfaatan di manapun kalian berada. Meski kegiatan ERTS
ini terlihat hanya sederhana, yakinlah akan mendatangkan dampak yang besar jika
dilakukan secara sungguh-sungguh. Seperti kisah burung Hud-Hud yang bertugas menyampaikan
surat Nabi Sulaiman ke Ratu Balqis. Jikalau Hud-hud tak sampaikan surat ke
baginda ratu, tentu Ratu Bilqis tak akan berislam. Hud-hud juga berperan
sebagai fasilitator sampainya cahaya islam ke baginda Ratu dan seluruh
pengikutnya. Maka Allah pun mengabadikan namanya di dalam al Qur’an. Sebagai
etoser dan para relawan di manapun berada, teruslah mengalir memencar ke segala
penjuru nusantara. Sebagai pembawa pesan kebaikan dan semoga Allah berikan
balasan terbaik.
Penulis : Mamluatul Lailiyah (Etoser angkatan 2015)
0 komentar:
Post a Comment